Hubungan antara Cinta Kasih Sayang dalam Ajaran Agama dan Pemujaan

Di bumi ini banyak terdapat berbagai macam makhluk hidup yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Makhuk-makhluk tersebut antara lain, hewan, tumbuhan, dan manusia. Tuhan menciptakan makhluk-makhluk tersebut dengan berbagai perbedaan, baik dalam bentuk fisik maupun kepribadian. Dengan perbedaan itu, maka  menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk lainnya. Mengapa manusia disebut sebagai makhluk yang paling sempurna? Karena manusia memiliki akal dan pikiran yang dapat membatasi tindakan-tindakan yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki akal dan pikiran. Selain itu, manusia juga dapat disebut sebagai makhluk sosial karena di dalam kehidupannya manusia selalu membutuhkan bantuan orang lain dengan kata lain manusia tidak dapat hidup sendiri tetapi bergantung kepada orang lain.
            Dengan diputuskan bahwa manusia merupakan makhluk sosial tanpa disengaja dapat menumbuhkan rasa cinta kepada sesama, karena diantara satu dengan yang lainnya saling membantu, dan saling menolong. Rasa cinta akan tumbuh dengan sendirinya melalui hati nurani kita. Kecintaan seseorang kepada orang lain merupakan ketertarikan pribadi yang di dalamnya akan tumbuh berbagai sikap seperti empati, kasih sayang,dan pengorbanan. Rasa cinta  kepada sesama juga sangat dianjurkan di setiap ajaran agama manapun, yaitu berfungsi untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama. Namun rasa cinta disini tidak melebihi rasa cinta sebagai saudara seagama dan keluarga. Yang dimaksud rasa cinta dalam ajaran agama berupa sebuah rasa kasih dan sayang.
Rasa kasih sayang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya rasa kasih sayang kehidupan terasa sangat damai dan penuh keharmonisan. Karena dengan adanya rasa kasih sayang otomatis sesama manusia akan saling menghormati, menghargai dan menyayangi satu sama lain. Jadi, seseorang tidak akan memebiarkan melihat orang lain dalam keadaan yang sulit. Dengan adanya rasa kasih sayang pasti akan menimbulkan keempatian antar sesama. Keempatian antar sesama dapat menimbulkan rasa belas kasihan dan akan memotivasi diri kita untuk perduli dan membantu sesama dalam keadaan yang sulit.

Dari sikap-sikap baik tersebut kita meyakini bahwa leluhur kita juga memiliki sikap yang baik seperti itu dan mendorong kita untuk berbuat baik dan menerapkan kebaikan itu kepada sesama di kehidupan sehari-hari baik di lingkungan rumah, sekolah maupun negara. Oleh karena itu tanamkan diri kita sejak dini dengan sikap-sikap yang diwarisi oleh leluhur kita agar kehidupan kita dapat berjalan secara harmonis, damai, dan tentram.
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 comments:

Posting Komentar